Minggu, 02 April 2017

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT (II)

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT (II)

Pada bahasan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dikelompokkan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Lalu, dapatkah kalian menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik? kemudian, mengapa pada larutan-larutan elektrolit terdapat gejala yang berbeda pada alat uji daya hantar listrik?


Teori Ion Svante August ArrheniusPenjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun 1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:  
  • Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya   terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas  
  • Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit      dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat  nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus  listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.
Elektrolit Kuat dan Elektrolit LemahBerdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
  • Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna. Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada elektrode.Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
  • Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak sempurna). Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada elektrode.Contoh:  larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit
Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dapat mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.


Dibawah ini adalah cara menuliskan reaksi ionisasi untuk elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Perhatikan baik-baik cara penulisannya agar kalian dapat dengan mudah menuliskan persamaan reaksi ionisasi tersebut.



Elektrolit Kuat


a. Asam kuat
HxZ (aq) x H+ (aq)  +  Zx (aq)

Contoh:         HCl(aq) → H+ (aq) + Cl (aq)
H2SO4 (aq) → 2 H+ (aq) +  SO42–(aq)

b. Basa kuat
M(OH)x (aq) → Mx+ (aq)  +  x OH (aq)

Contoh:          NaOH(aq) → Na+(aq)  +  OH(aq)
Ba(OH)2 (aq) → Ba2+ (aq)  +  2OH(aq)
c. Garam
MxZy (aq) x My+ (aq)  +  y Zx (aq)

Contoh:          NaCl(aq) → Na+(aq)  +  Cl(aq)
Na2SO4(aq) → 2 Na+ (aq)  +  SO4 2– (aq)
Al2(SO4)3(aq) → 2 Al3+(aq)  + 3SO42–(aq)

Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq)  x H+(aq)  +  Zx(aq)

Contoh:          CH3COOH (aq)   H+(aq)  +  CH3COO(aq)
H2SO3 (aq)     2 H+(aq)  +  SO32–(aq)
H3PO4(aq)    3 H+ (aq)  +  PO43– (aq)

b. Basa lemah
M(OH)x(aq)   Mx+(aq)  +  x OH(aq)

Contoh:          NH4OH (aq)  NH4+(aq) + OH(aq)
Al(OH)3 (aq)  Al3+(aq)  +  3 OH(aq)


Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen Polar
Pada pelajaran ikatan kimia telah dipelajari bahwa berdasarkan jenis ikatannya, senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen. Masih ingatkah apa yang dimaksud dengan senyawa ionik dan senyawa kovalen? Sekarang perhatikan kembali data eksperimen uji daya hantar listrik beberapa larutan.


Diketahui bahwa larutan H2SO4 , NaOH, CH3COOH, NH4OH,dan NaCl termasuk larutan elektrolit. Padahal telah diketahui bahwa NaCladalah senyawa yang berikatan ion (senyawa ionik), sedangkan HCl, H2SO4,CH3COOH, dan NH4OH adalah kelompok senyawa yang berikatan kovalen (senyawa kovalen). Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik disebut senyawa kovalen polar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit ditinjau dari jenis ikatan kimia senyawanya dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.


DAFTAR PUSTAKA
1. Utami, Budi., dkk, 2009, Kimia untuk SMA dan MA Kelas X, Pusbuk, Depdikbud, Jakarta
2. Setyawati, A. Arifatun, 2009, KIMIA: Mengkaji Fenomena Alam, untuk SMA dan MA Kelas X, Pusbuk, Depdikbud, Jakarta
3. Sunarya, Yayan, dkk, 2009, Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Untuk Kelas X SMA dan MA, Pusbuk, Depdikbud, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar